Alam sebenarnya menyediakan semua kebutuhan umat manusia; mulai dari makanan, tempat tinggal, sampai pengobatan. Gerakan back to nature yang saat ini semakin populer bisa jadi merupakan koreksi umat manusia atas kesalahannya. Alam sebagai penyembuh bisa dilihat di Pusat Rehabilitasi Medis Ciater Spa Resort (PRMCSR) yang terletak di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang memanfaatkan air panas alami dari kawah G. Tangkuban Perahu.
Sebut saja namanya Pak Deden, 35 tahun, seorang pegawai Departemen Kehakiman. Pertengahan tahun 1992 tubuhnya mendadak lemas dan tak mampu digerakkan. Menurut dokter, ia terkena serangan virus pada pangkal susunan saraf tulang belakang.
Dua minggu menginap di RS Borromeus,
Di PRMCSR, Pak Deden menjalani fisioterapi dengan pemijatan dan latihan gerak dalam kolam air panas. Tiga minggu menginap di sana, kondisinya kian membaik. Ia sudah mulai dapat berdiri, kendati baru di dalam kolam.
Kandungan aluminiumnya tinggi
Ciater, ± 32 km utara Bandung, merupakan daerah wisata yang menjual kesejukan udara dan air panas alaminya. Berada di bawah kaki Gunung Tangkuban Perahu dan di tengah kehijauan perkebunan teh, Ciater menjadi alternatif lain untuk mencari udara sejuk dan ketenangan alam. Dibandingkan dengan tempat sejuk lainnya, ia masih memiliki nilai plus. Air panas alami!
Banyak sudah yang mengakui kehebatan air panas alami di Ciater dalam mengobati penyakit, khususnya kulit. Itu terlihat dari kesan dan pesan para pasien yang disimpan secara rapi dan teratur, bahkan ada yang dibingkai dan dipampang di ruang tunggu. Mulai dari yang setiap week end menyambangi Ciater hanya untuk berendam di salah satu kolam yang ada, sampai yang menjadi pasien PRMCSR.
Keberadaan Pusat Rehabilitasi Medis sendiri belum terlalu lama. Berdirinya tak terlepas dari buah kunjungan Prof. Gorge, dubes Yugoslavia untuk Indonesia yang mantan menteri kesehatan. Ia menyayangkan air panas alami yang ada di Ciater terbuang percuma. Padahal di negaranya dimanfaatkan untuk pengobatan.
Tanggapan positif datang dari H.A. Soewarma (80) yang mengontrak dan mengelola objek wisata Ciater. Ia segera mengirimkan sampel air Ciater ke Yugoslavia untuk diteliti kandungan mineralnya. Ternyata hasilnya positif karena kandungan mineralnya layak untuk dijadikan pengobatan alternatif. "Bahkan di Eropa sendiri tidak ada air yang kadar aluminiumnya setinggi di Ciater," ujar Widya, yang sebelumnya staf unit gawat darurat RS Hasan Sadikin, Bandung.
Perlu kesabaran
Dasar utama digunakannya air (panas mineral) untuk pengobatan adalah efek hidrostatik dan hidrodinamik. Efek ini akan membantu tubuh dalam melakukan gerakan dalam latihan yang nantinya berguna dalam menguatkan otot-otot, ligament, memperlancar sistem peredaran darah dan sistem pernapasan. Efek hidrostatik dan hidrodinamik juga membantu dalam menopang berat badan saat latihan jalan. Sedikit demi sedikit air tersebut dikurangi, sampai bisa berjalan tanpa menggunakan air. Oleh sebab itu terapi air panas ini memerlukan waktu dan kesabaran karena bisa berjalan 3 - 6 bulan.
Efek lain yang dimanfaatkan dalam pengobatan adalah efek panas dan efek kimia. Efek panas menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah, dan oksigenisasi jaringan sehingga dapat mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri, menenangkan dan relaksasi.
Efek kimia - adanya ion-ion terutama khlor, magnesium, hidrogen karbonat, dan sulfat - menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi darah. Efek tersebut mirip dengan gelembung CO2 bebas yang terkumpul pada permukaan kulit. Beberapa elemen kecil seperti fluor, yodium, dan besi diserap oleh kulit selama berendam mampu mempengaruhi keasaman (pH) kulit.
Dr. Istvan Raffay, rematolog dan ahli fisio-hidroterapi dari
Selain itu, pH air Ciater yang 2,45 ("pH manusia 5," kata dr. Widya) mampu mensterilkan kulit sebab dalam lingkungan yang sangat asam kuman-kuman akan mati. Menurut Raffay, ini sangat baik untuk perawatan kulit. "Air yang ada di Ciater mirip dengan air mineral di Laut Mati yang kini sudah dijual dalam botolan sebagai obat," tambah Widya.
Stroke yang terbanyak
Langkah untuk memanfaatkan secara maksimal potensi air panas alami itu pun disusun. Betapa seriusnya pihak pengelola Sari Ater Raya dalam mewujudkan balai pengobatan khusus itu tampak dalam penyiapan SDM-nya. Maret 1991 mereka secara bertahap mengirimkan 15 calon staf (2 dokter, 9 perawat, 4 fisioterapis) untuk mengikuti kursus selama 4 - 6 bulan di Pusat Rehabilitasi Medis dan Rekreasi Air Panas Alam Kanjiza, Yugoslavia.
Meski belum resmi beroperasi, tapi sejak pertengahan tahun 1992, beberapa staf yang sudah pulang dari
Hidroterapi merupakan metode pengobatan menggunakan modalitas air hangat bermineral. Terapi yang ditawarkan berupa bubling bath (terapi dengan gelembung-gelembung air atau pemijatan dalam air), whirpool (terapi dengan semburan air), atau therapeutical pool (terapi latihan di kolam).
Tabung hidroterapi serupa bak mandi rendam yang diberi pipa-pipa kecil khusus untuk menyemprotkan air panas dan gelembung. Adanya semprotan dan gelembung akan memberikan efek relaksasi. Dengan demikian selain otot tubuh disantaikan dengan air panas alami, tubuh juga dipijat dengan semprotan dan gelembung dalam tabung hidroterapi.
Tabung ini berguna dalam terapi fisik terhadap penderita penyakit ginekologis. Jaringan otot kelamin akan menjadi lebih rileks dan pembuluh-pembuluh darah melebar sehingga peredaran darahnya menjadi lancar. Selain itu, tabung ini juga berguna dalam rehabilitasi medis bagi penderita kerusakan susunan tulang belakang.
Air alami Ciater yang dialirkan langsung dari kawah G. Tangkuban Perahu juga dapat membantu penyembuhan beberapa penyakit rematik, kerusakan pada anggota gerak (sistem saraf), gangguan pada kandungan, pengapuran karena proses penuaan, penyakit kulit, serta luka karena olahraga. "Statistik mengenai penyakit yang pernah kami tangani sedang kami susun. Namun kebanyakan yang datang ke sini karena menderita stroke," ujar Widya.
Tergantung kedisiplinan pasien
Dr. Ahmad Toha Muslim - dokter rehabilitasi medis RS Hasan Sadikin Bandung dan pernah menengok ke Ciater - membenarkan, pengobatan dengan air panas Ciater bisa menyembuhkan penyakit, terutama rematik, penyakit kulit, kram otot, luka, penyakit setelah bedah tulang, dan kelumpuhan. Terapi ini, selain efek panas dari air alam, juga karena ada bahan-bahan mineral yang dikandung.
Sebagai klinik untuk menyembuhkan cedera akibat olahraga, saat ini PRMCSR menjalin kerja sama dengan Mastrans Bandung Raya (MBR) dan Persib. "Dejan Savisevic (bekas pemain sepakbola MBR) sering ke sini untuk memulihkan kondisi sehabis pertandingan," ujar Widya. Bukan hal yang aneh sebab di Eropa Timur, asal pemain itu, treatment seperti ini sudah memasyarakat.
Sebelum menjalani terapi di PRMCSR, pasien harus menjalani general check-up. "Perlu diingat, di sini hanyalah pusat rehabilitasi medis. Oleh sebab itu pasien dengan penyakit berat yang ke sini akan dirujukkan ke rumah sakit terdekat," ujar Widya. Terapi dilakukan oleh tim. Semisal kalau ditemukan kelainan jantung, pasien akan diperiksa dulu oleh dokter jantung. Ini mengingat fisioterapi erat kaitannya dengan latihan fisik, sementara fisik sangat dipengaruhi oleh kesehatan jantung. Dari dokter jantung selain didapatkan kelainan jantung juga takaran yang optimum dalam melakukan terapi.
Saat ini untuk rujukan ke dokter, pasien akan dikirim ke Bandung atau Jakarta. "Tapi nanti kalau bangunan baru sudah selesai, semuanya akan dilakukan secara terpadu dan terpusat. Jadi tidak perlu ke Bandung atau Jakarta," tambah Widya.
Lama tidaknya terapi sangat tergantung pada jenis penyakitnya. "Biasanya akan terlihat setelah 10 - 15 kali terapi pertama. Jika tubuh toleran terhadap rangsangan yang diberikan, berarti cocok dan bisa diteruskan. Jika tidak ada kemajuan, akan dicari alternatif lain," papar Widya.
Begitu pula dengan frekuensi terapi apakah tiap hari atau tiap minggu tergantung kondisi pasien. Sedangkan lama terapi tergantung berat-ringannya penyakit. "Untuk rematik sekitar 2 jam, sedangkan stroke bisa 4 jam dengan diselingi istirahat," lanjut Widya. Setiap menjalani terapi, pasien membutuhkan waktu 5 - 10 menit untuk beristirahat.
Pada kebanyakan kasus, kunci keberhasilan penyembuhan ada pada kedisiplinan dan semangat pasien, terutama dalam hal latihan. Di sinilah peran kineziterapi, semacam senam atau latihan gerakan tubuh sesuai dengan kebutuhannya. Diharapkan pasien disiplin untuk melakukan latihan-latihan tersebut sehingga otot tidak menjadi kaku lagi.
Terapi mandi lumpur
Pelayanan yang diberikan saat ini memang masih sangat terbatas. Diharapkan, bulan Maret 1997 bangunan baru sudah selesai sehingga pelayanan yang lengkap sudah bisa dilakukan. "Semua peralatan sudah ada," ungkap Widya. Konsep PRMCSR pun nantinya berbeda dengan rumah sakit pada umumnya. Pasien dikondisikan agar tidak merasa seperti di rumah sakit. Hal ini antara lain akan didukung oleh SDM-nya yang tidak memakai seragam konvensional.
Ada 4 aspek pengobatan yang dilakukan PRMCSR, promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan terapi yang disediakan juga ada empat, yang tempatnya nanti akan menyatu dalam satu bangunan. Selain terapi air panas alami (hidroterapi) juga ada elektroterapi, kineziterapi, dan akupungtur.
Elektroterapi memanfaatkan modalitas arus listrik dalam pengobatannya, meliputi galvanisasi, diadinamik, exponential therapy, short wave diathermy, ultra sound therapy, fototerapi, magnetoterapi, serta interferential therapy.
Kineziterapi, terapi latihan yang terprogram berdasarkan kondisi yang ada, relatif termasuk ilmu baru (Intisari, Januari 1997). Akupungtur merupakan terapi alternatif jika terapi lainnya belum memberikan hasil yang memuaskan.
Tak seluruh terapi diberikan ke pasien sebab semua terapi tersebut saling melengkapi. Terhadap orang yang memakai alat pacu jantung tentunya tak bisa dilakukan short wave diathermy (pengobatan dengan menggunakan modalitas gelombang frekuensi tinggi yang menghasilkan pemanasan pada jaringan), dan magnetoterapi. Yang terakhir ini karena adanya logam dalam tubuhnya bisa mengacaukan terapi yang dijalaninya. Juga penderita rematik arthritis tidak boleh melakukan latihan fisioterapi saat penyakitnya sedang aktif.
Salah satu hal yang menjadi keluhan pasien selama ini adalah soal biaya, terutama penginapan, seperti yang dikatakan Eleonora Tan (lihat boks). Untuk konsultasi medis dan pemeriksaan dokter spesialis biayanya AS $ 15, sedangkan untuk sekali terapi AS $ 20. Penginapan berkisar antara AS $ 80 - AS $ 300 untuk hari-hari biasa; AS $ 100 - AS $ 600 untuk week end. Bagi pasien yang rawat inap memang mendapat harga khusus.
Dengan ketinggian ± 1.500 m dpl (di atas permukaan laut) serta air panas alami bersuhu 37 - 38oC (aslinya 42 - 45oC) Ciater menawarkan berbagai alternatif bagi kesehatan Anda. (Yds. Agus Surono/L.R. Supriyapto Yahy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar